Tuesday 12 December 2017

Karakteristik peserta didik dalam belajar forex no Brasil


PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISWA Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap (Pius Partanto, Dahlan, 1994) Karakteristik adalah mengacu kepada karakter dan gaya esconder seseorang serta nilai-nilai yang berkembang secara teratur Sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di perhatikan (Moh. Uzer Usman, 1989) Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan pendidikan Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok persoalan Dalam semua aktifitas pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000) Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya (Sudirman, 1990) Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan Siswa yang terdiri dari minat, sika P, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal yang dimiliki (Hamzah. B Uno.2007) ANALISIS DE MANFAAT KAREAKTERISTIK SISWA 1. Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam memberikan materi baru dan lanjutan. 2. Guru dapat mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan. 3. Guru dapat mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa. Meliputi tingkat pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional e mental sehingga guru dapat menajjikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien. 4. Guru dapat Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan aspirasi dan kebutuhan siswa. 5. Mengetahui tingkat penguasaan yang telah di peroleh siswa sebelumnya KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA Pribadi dan lingkungan Umur, Jenis kelamin, Keadaan ekonomi orang tua, Kemampuan pra sekolah, Lingkungan tempat tinggal Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas belajar, Motivasi, Bakat dan minat KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA BERDASARKAN POTENSI Aliran yang berkaitan dengan potensi manusia menerima pendidikan Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yang baru lahir membawa bakat kesanggupan dan sifat-sifat tertentu Manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia di luar dirinya. John Locke (1632-1704) dari Inggris dengan teorinya 8220Tabula Rasa8221 William Stern (1871-1938), yang mengatakan. 8220kemungkinan-kemungkinan yang dibawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya 130 8211 139 Sangat Pandai 120 8211 129 PandaiUNIVERSITAS MURIA KUDUS Didasari pada perbedaan peserta didik satu sama lain, yang memiliki minat kemampuan, kesenangan, pengalaman dan cara belajar yang berbeda. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai dengan karakteristik peserta didik. Peserta didik memiliki potensi yang berbeda. Perbedaan peserta didik terletak dalam pola pikir, daya imajinasi, pengandaian dan hasil karyanya. Akibatnya, PBM perlu diplih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan guna mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas peserta didik. Untuk itu dalam hal ini, diperlukannya pemahaman dari guru untuk mengetahui keberagaman masing-masing peserta didik melalui strategi dan metode pembelajaran yang tepat untuk peserta didik. Data uraian diatas, didapatkan permasalahan: 1. Makna Peserta Didik 2. Karakteristik Peserta Didik 3. Potensi Peserta Didik Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Untuk mengetahui makna peserta didik 2. Untuk mengetahui karakteristik peserta didik 3. Untuk mengetahui potensi peserta didik Menurut kamus Echols amp Shadaly, individu adalah kata benda, individual, yang berarti orang, perseorangan, oknum (Siti Hartinah, 2008). Manusia diciptakan sebagai makhluk yang unik. Masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan. Tidak ada satu pun manusia yang hanya memiliki sisi positif. Sebaliknya, tidak ada manusia yang hanya memiliki sisi negatif. Keinginan untuk menjadi diri sendiri itu ada pada setiap manusia. Maka setiap peserta didik yang berada dalam ikatan pendidikan dengan pendidiknya, adalah mereka yang kebebasannya ingin menjadi diri sendiri. Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik haruslah menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manuscrito sebagai kesatuan sifat makhluk individu do makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan dengan menempatkan hidupnya didunia sebagai persiapan kehidupannya diakhirat. Dalam kegiatan kependidikan, sasaran yang kita harapkan akan menjadi orang dewasa adalah peserta didik, mereka menjadi tumpuan harapan agar menjadi manusi yang utuh, manuscrito bersusila dan bermoral, bertanggung jawab bagi kehidupan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Dalam bahasa Indonésia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan sinonim (persa), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Peserta didik merupakan seseorang yang sedang berkembang memiliki potensi tertentu dengan bantuan pendidik (guru), e mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan dilihat dari tatanan makro. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik (Yusrina, 2006) Peserta didik menunjukkan Seseorang manuscrito yang belum dewasa yang akan dibimbing oleh pendidiknya untuk menuju kedewasaan. Peserta didik adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Yang dimaksud peserta Didik adalah individu manusia Yang secara Sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan Belajar mengajar Yang tersedia pada jenjang atau Tingkat dan jenis tertentu Pendidikan. Peserta didik dalam kegiatan pendidikan merupakan obyek utama (objeto central). Yang kepadanya lah segala yang berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukkan. Setiap peserta didik memiliki ciri dan sifat atau karakteristik yang diperoleh lingkungan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang óptimo guru perlu memahami karakteristik peserta didik. Karakteristik bawaan merupakan karakteristik yang dimiliki sejak lahir baik menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis Untuk mengetahui siapa peserta didik perlu dipahami bahwa sebagai manusia yang sedang berkembnag menuju kearah ke dewasaan memiliki beberapa karakteristik. Menurut Tirtaraharja, 2000 (Uyoh Sadullah, 2010:) mengemukakan 4 karakeristik yang dimaksudkan yaitu: a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga merupakan makhluk yang unik b. Individu yang sedang berkembang. Anak mengalami perubahan dalam dirinya secara wajar. C. Individu yang membutuhkan bimbingan individual. D. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri dalam perkembangannya peserta didik memiliki kemampuan untuk berkembang kea rah kedewasaan. Dalam mengungkapkan ciri-ciri anak didik Edi Suardi (1984) mengemukakan 3 ciri anak didik: 1. Kelemahan dan ketidakberdayaan. Anak ketika dilahirkan dalam keadaan lemah yang tidak berdaya untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan. Kelemahan yang dimiliki anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah misalnya tidak kuat gangguan cuaca juga rohaniahnya tidak mampu membedakan keadaan yang berbahaya ataupun menyenangkan. Kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut dengan pendidikan. Pendidikan akan berhenti manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. Pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut. 2. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak lahir merupakan karunia yang besar untuk membawa mereka ketingkat kehidupan jasmaniah dan rohaniah yang tinggi lebih tinggi lebih tinggi dari makhluk lainnya. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan atau pergaln yang disebut pendidikan. Tanpa keinginan berkembang pada anak, akan menjadikan tidak ada kemauan tidak mempunyai vitalitas, tidak giat bahkan barang kali menjadi malas dam acuh tak acuh. 3. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri. Sepeti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut penting baginya karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat. Seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. Tanpa itu manusia akan menjadi manusia penurut, dan manusia yang tidak punya pribadi. Pendidikan yang bersifatotoriter bahkan mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh. Secara garis besar karakteristik peserta didik dibentuk oleh dua faktor yaitu. Faktor bawaan merupakan faktor yang diwariskan dari kedua orang tua individuo yang menentukan karakteristik fisik dan terkadang intelejensi, Faktor lingkungan merupakan faktor yang menentukan karakteristik espiritual, mental, psikis, dan juga terkadang fisik dan intelejensi. Faktor lingkungan dibagi menjadi tiga yaitu a. Lingua de algodão, Pata lingkungan keluarga seperti motivasi dari kedua orang tua agar menjadi orang yang sukses kedepannya dan tidak boleh kalah dengan kesuksesan orang tuanya kesuksesan teman orang tuanya kesuksesan anak teman orang tuanya ingin merubah nasib keluarga yang melarat motivasi sebagai kakak yang merupakan Contoh bagi adik-adiknya, motivasi sebagai adik yang tidak boleh kalah dengan kesuksesan kakaknya. B. Lingkungan sekolah, Dari lingkungan sekolah seperti motivasi ingin menjadi juara kelas, motivasi ingin kaya karena melihat orang tua temannya yang kaya, ataupun motivasi dari gurunya. C. Lingkungan masyarakat. Lingkungan masyarakat misalnya motivasi dari tetangganya yang sukses, motivasi karena keluarganya selalu diremehkan masyarakat, ataupun motivasi karena masyarakatnya diremehkan masyarakat lain. Setelah mengetahui faktor-faktor tersebut guru dapat memahami bahwa peserta didiknya digolongkan sebagai individuo yang unik dan pilah karena peserta didik pada hakikatnya terdiri dari indivíduo-individuo yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Terdapatnya perbedaan individual dalam diri masing-masing peserta didik membuat guru harus pandai menempatkan porsi keadilan dengan tepat pada setiap peserta didiknya. Misalnya saja dalam pelajaran fisika, tentunya tidak semua siswa berminat dalam pelajaran fisika, mungkin ada siswa berminat pada musik, lantas guru tidak harus memaksanya untuk dapat menyukai fisika apalagi memaksakan agar paham fisika lebih mendalam dengan memberikan soal dan Tugas yang banyak dan sulit ditambah lagi sanksinya Yang berat bila tidak dapat mengerjakan soaltugas tersebut. Hal inilah yang nantinya menciptakan potensi buruk pada diri peserta didik sebagai hasil ketidakpuasanya terhadap lingkungan yang diterimanya. Pada prinsipnya perkembangan psikis peserta didik selalu ke arah yang lebih baik seiring dengan tingkat materi pelajaran yang diberikan juga semakin tinggi sehingga membuat peserta didik terbiasa berpikir secara realistis dan sistematis. Tapi guru hendaknya mendukung dan membantunya mengembangkan potensi tersebut agar lebih óptimo. Peserta didik yang demikian tidak perlu diajarkan fisika sampai mendalam karena itu hanya akan membuatnya menjadi jenuh pada setiap pertemuan dan sudah menjadi kompetensi guru untuk dapat menyadari hal ini, tapi bisa juga divariasikan konsep-konsep fisika yang berjubungan dengan bidang yang diminuatinya, seandainya peserta didik tersebut Tidak mengerti paling tidak pasti ia akan menikmati proses pembelajaran di kelasnya. Selain dengan cara itu guru juga bisa melakukan pendekatan-pendekatan dalam proses pembelajaran terhadap peserta didiknya dengan terlebih dahulu membaca situasi. Misalnya saja dengan memberikan kesempatan kepada siswa yang pintar untuk mengajarkan kepada temannya yang kurang mengerti. Seperti itulah guru yang profesional. 2,3 Peran Guru Dalam Mengembangkan Potensi Peserta Didik Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional Yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai Hasil pembelajaran, pembimbingan melakukan dan pelatihan, melakukan serta Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, danatau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Agar pelayanan pendidikan yang selama ini diberikan kepada peserta didik mencapai sasaran yang otimista, maka pembelajaran harus diselaraskan dengan potensi peserta didik. Oleh karena itu guru perlu melakukan pelacakan potensi peserta didik. Pemahaman tentang berbagai potensi peserta didik mutlak harus dimiliki oleh setiap pendidik. Hal itu sejalan dengan Tujuh prinsip penyusunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu (1) Berpusat potensi pada, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta Didik dan lingkungannya, (2) Beragam dan terpadu, (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, Teknologi dan seni, (4) Relevant dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh dan berkesinambungan, (6) Belajar sepanjang hayat, dan (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Agar kita dapat mengenali potensi peserta didik, cara yang paling mudah dan sederhana adalah dengan mengajukan pertanyaan, Apa yang paling senang kamu lakukan dan orang lain menilai hasilnya sangat bagus dan luar biasa. Sebagian peserta didik mungkin menjawab suka mengerjakan Matematika. Itu artinya dia memiliki kecerdasan logika. Sebagian siswa mungkin merasa senang apabila menulis atau belajar bahasa asing. Artinya, dia memiliki kecerdasan linguistik. Sebagian lagi mungkin senang bermain musik, dan sebagainya. Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya Lebih diarahkan kepada proses Belajar Kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan banyak menghasilkan penyelesaian alternatif) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban Tunggal yang paling tepat). Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang menentukan segala-galanya bagi peserta didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong peserta didik (motivador) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka menerima gagasan-gagasan peserta didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan peserta didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Bagaimana hal ini dapat diwujudkan pada suasana pembelajaran yang dapat dinikmati oleh peserta didik Jawabannya adalah pembelajaran menggunakan pendekatan kompetensi, antara lain dalam proses pembelajaran guru: 1. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bermain dan berkreativitas, 2. Memberi suasana aman dan bebas secara psikologis, 3. Disiplin yang tidak kaku, peserta didik boleh mempunyai gagasan sendiri e dapat berpartisipasi secara aktif 4. Memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif. Semua ini akan memungkinkan peserta didik mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya secara otimizada. Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak peserta didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap peserta didik akan membuat seluruh potensi peserta didik berkembang secara óptimo. Selanjutnya tugas guru adalah mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan yang maksimal. Ternyata, banyak sekali potensi yang dimiliki peserta didik. Tugas pendidik adalah bagaimana agar potensi-potensi tersebut dapat berkembang dengan maksimal, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Pengembangan potensi siswa melalui kegiatan intrakurikuler dapat terwujud melalui proses belajar yang melibatkan peserta didik secara aktif (aprendizagem ativa). Dengan demikian, siswa terus mengasah kecerdasan logika saat merumuskan ide-ide atau pendapat, kecerdasan badaha saat menyampaikan secara lisan ide atau pendapat tersebut, kecerdasan keuletan saat Harus beradu argumen dengan teman, kecerdasan intrapersonal saat Harus bersikap toleran kepada Yang deitado, dan seterusnya. Menurut UU no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik menunjukkan seseorang manusia yang belum dewasa yang akan dibimbing oleh pendidiknya untuk menuju kedewasaan. Secara garis besar karakteristik peserta didik dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Hal tersebut meruapkan dua faktor yang terbentuk karena faktro terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan caranya sendiri-sendiri. Akan tetapi, makin disadari bahwa apa yang dirasakan oleh seorang anak, remaja, atau dewasa merupakan hasil dari perpaduan anatara apa yang ada diantara faktor-faktor biologis yang diturunkan dan pengaruh lingkungan. Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan peserta didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya Lebih diarahkan kepada proses Belajar Kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan banyak menghasilkan penyelesaian alternatif) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari jawaban Tunggal yang paling tepat). Sebagai calon guru, diharapkan agar kita mengetahui karakter masing-masing peserta didik dan dapat memahami bahwa setiap peserta didik mempunyai potensi yang berbeda. Sehingga sebagai calon guru nantinya kita dapat meningkatkan potensi yang ada pada peserta didik. Hatinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama. Murip Yahya. 2008. Pengantar Pendidikan. Bandng: Prospect. Sadulloh. Uyoh. 2010. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: PT Alifa Beta. Suardi, Edi. 1984. Pedagogik. Bandung: Angkasa. Yusrina. 2006. Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa de SMP YPI Cempaka Putih Bintaro (Online) idb4.wikispacesfileviewrc02pengaruhPAIterhadappembentukanakhlaksiswa. pdf

No comments:

Post a Comment